Rabu, 31 Agustus 2016


Sebagai salah satu bangunan tertua adalah Gereja Immanuel yang berada diseberang Stasiun Gambir. Gereja Immanuel pertama kali dibangun pada tahun 1834 sampai dengan tahun 1839 dan di desain oleh JH Horst. Konsep bangunannya adalah Pantheon di Roma dengan atap kubah. Bangunan ini sebagai bangunan publik yang pertama di Koningsplein.

Dan denah Gereja Immanuel bentuknya sangatlah sederhana dengan bentuk lingkaran yang berpusat tepat dibawah kubah atap. Pada ruang utama dengan diameter 9.5 meter terdapat beberapa jajaran bangku melingkar dan mimbar khotbah yang dulunya dibuat khusus oleh Gubernur Jendral Pemerintahan Hindia Belanda. Ruangan ini dilapisi oleh marmer abu-abu dan melingkar sebagai konsep arsitektural.

Pada jaman dahulu gereja ini disebut dengan Gereja Bundar dengan gaya klasisisme. Dengan deretan tiang yang sangat menjulang pada bagian luar menjadi kesan mewah dan tinggi. Bahkan sampai sekarang konsep tiangnya berwarna putih sehingga Gedung gereja ini nampak istimewa.

Struktur bangunan ini sangat istimewa, permukaan atapnya seluas sekitar 700 m2 ditutup dengan bahan sirap yang berwarna kemerah-merahan sehingga mirip sekali dengan sirap. Kemudian bangku-bangkunya berbahan kayu jati yang berwarna coklat tua dan sangat kontras dengan warna putih dan krem dinding.

Gereja Immanuel saat ini dipakai oleh Gereja Protestan Bagian Barat dengan dilayani menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda. Gereja ini dapat menampung 600 jemaat, setiap hari minggu gereja ini melayani jemaat Tuhan dengan beberapa kali ibadah yaitu pagi hari, Siang dan Malam hari. Gereja ini banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, khususnya turis yang berasal dari Belanda.
Berawal dari bulan November tahun 2003, Bapak Timbul Siagian sering merasakan kesemutan pada jari tangan dan jari kakinya yang semakin hari semakin bertambah parah. Lama kelamaan kedua kakinya berangsur-angsur tidak kuat lagi untuk dibawa berjalan, begitu juga dengan kedua tangannya yang tidak kuat lagi memegang barang-barang. Dan bila jari-jari tangan dan kakinya disentuh maka akan terasa disetrum. Karena kondisinya yang semakin parah Pak Timbul memutuskan untuk pergi ke Rumah sakit.
 Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, dokter mengambil kesimpulan bahwa pak Timbul mengalami SGB (Syndrome Guillen Barre), suatu penyakit yang menyerang saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan pada anggota gerak, dimulai dari anggota gerak bawah berlanjut ke atas yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Akibat penyakit ini Pak Timbul sama sekali tidak dapat beraktifitas normal seperti biasanya, bahkan untuk makan dan ke kamar mandi dia harus selalu ditolong oleh orang lain.
Pada tanggal 12 Februari 2004, Pak Timbul dibawa oleh keluarganya ke KPPI dengan kondisi yang masih lumpuh. Kemudian, pada tanggal 11 Maret 2004 ia datang kembali ke KPPI untuk kedua kalinya. Saat itulah ia merasakan perubahan pada kaki dan tangannya. Setelah didoakan oleh Hamba Tuhan kemudian ia mencoba untuk berdiri. Puji Tuhan ia dapat berdiri!
Pak Timbul bersaksi, selama tiga bulan mengalami kelumpuhan dan tidak dapat berdiri dari kursi rodanya maka kali ini adalah yang pertama kali dia bisa keluar dari kursi roda, bahkan dia sanggup mendorong kursi rodanya sendiri.
HALELUYA….. Sekarang Pak Timbul sudah dapat melakukan semua aktivitas yang selama sakit tidak dapat ia lakukan.
Pada KPPI 13 Mei 2004, dua bulan sesudah disembuhkan di KPPI, dia datang dengan kondisi berjalan sendiri dan normal tanpa bantuan kursi roda lagi. Haleluyah!
Dalam pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa pak Timbul mengalami SGB (Syndrome Guillen Barre), suatu penyakit yang menyerang saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan pada anggota gerak, dimulai dari anggota gerak bawah berlanjut ke atas yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Pak Timbul dibawa oleh keluarganya ke KPPI (12 Februari 2004) dengan kondisi yang masih lumpuh. Datang kembali ke KPPI untuk kedua kalinya, saat itulah ia merasakan perubahan pada kaki dan tangannya. Setelah didoakan kemudian ia mencoba untuk berdiri. Puji Tuhan ia dapat berdiri!
Saya menikah pada bulan Agustus 1997. Sebagaimana layaknya sebuah keluarga, saya dan suami saya merindukan hadirnya seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaan keluarga kami. Tetapi setelah menunggu 1 tahun lamanya, kami belum juga dikaruniai seorang anak. Hati kami sangat sedih, karena kami betul-betul merindukan hadirnya seorang anak dalam keluarga kami. Saya dan suami mulai berdoa dan berharap pada Tuhan, supaya Tuhan memberi kami keturunan. Kami percaya bahwa Tuhan pasti mendengar dan menjawab doa kami.
Memasuki tahun kedua usia pernikahan kami, saya dan suami semakin berharap pada pertolongan Tuhan dan mulai rajin pergi ke gereja. Kami mulai belajar untuk lebih  mengikuti Tuhan dengan sungguh – sungguh.
Memasuki tahun yang ketiga dan keempat, kami masih belum melihat adanya  perkembangan yang berarti. Hal ini membuat hati kami  merasa sedih, down dan malu pada  keluarga. Tetapi karena saya percaya bahwa Tuhan pasti akan menjawab doa saya, maka saya terus setia berharap dan berdoa kepada Tuhan.
Pada bulan Maret 2001, saya diajak ke KPPI oleh seorang Hamba Tuhan. Sejak saat itu, timbullah harapan dan semangat baru di dalam hati saya.
Pada tanggal 8 Maret 2001, saya datang ke KPPI dengan gembira, penuh pengharapan dan iman bahwa Allah pasti menjawab doa saya. Pada saat Firman Tuhan disampaikan, saya semakin percaya dan iman saya semakin dibangkitkan. Ketika didoakan oleh Hamba – hamba Tuhan di KPPI, saya merasa ada sesuatu yang hangat mengalir di dalam tubuh saya. Pada waktu itu juga, saya yakin bahwa doa saya telah dijawab oleh Tuhan.
Saya datang lagi ke KPPI sebanyak empat kali, terakhir pada bulan Juli 2001.  Enam bulan kemudian, yaitu pada bulan Januari 2002, saya mulai merasa mual-mual dan pusing. Karena rasa sakit yang tidak tertahankan, saya pergi ke dokter terdekat. Ternyata, … berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa saya positif hamil. Haleluya ! Puji Tuhan ! Tuhan telah menjawab doa saya ! Terimakasih Tuhan ! Tidak ada yang mustahil bagi Dia ! Saya tahu bahwa kehamilan ini dari Tuhan. Saya memberitahukan hal ini kepada keluarga saya dan tetangga-tetangga saya.
Bulan demi bulan, saya jalani kehamilan saya dengan satu sukacita serta ucapan syukur.
Pada hari Minggu, tanggal 13 Oktober 2002, SAYA MELAHIRKAN SEORANG BAYI PEREMPUAN YANG CANTIK SEBERAT 4,1 KG DENGAN SELAMAT. Puji Tuhan, saya merasakan anak ini merupakan pemberian Tuhan bagi kami sekeluarga.
Puji Tuhan!

Senin, 29 Agustus 2016




Mazmur 103 : 1-5


Karena Tuhan yang menciptakan kita, adalah Allah yang Kudus. Yang tidak bercacat cela.

Tuhan sangat baik kepada kita. 24 jam Dia menjaga kita, melebihi orang tua, kekasih bahkan orang yang terdekat sekalipun. Bahkan tia –tiap hari Dia memelihara kehidupan kita.
   
Kita sadar bahwa kita seringkali tidak taat, tidak setia bahkan memberontak kepada Tuhan. Tetapi Tuhan tdiak pernah membalasnya. Ketika kita dating bertobat maka Tuhan bersegera mengampuni kita.
   
Dia menyembuhkan segala sakit – penyakit kita.. Mungkin anda pernah mengalami dimana ketika sakit dan dokter sudah berkata tidak ada lagi harapan, ketika saudara berdoa menaikan permohonan kesembuhan maka Tuhan bersegera menyembuhkan kita.
   
Dia menyiapkan satu masa depan yang penuh dengan harapan sehingga hidup kita bukan hidup yang sia –
sia. Mungkin kita pernah gagal atau pernah merasa hidup ini tidak berarti karena banyaknya kegagalan tetapi sesungguhnya Allah telah menyiapkan semua yang baik untuk kita.

Semua kebaikan diatas kita terima dengan cuma – cuma. Jadi apa yang membuat kita tidak dapat atau kita malas untuk memuji Tuhan? Apakah Tuhan menuntut waktu yang lama? Apakah Tuah  menuntut kita harus ada disuatu tempat yang indah atau apakah Tuhan menuntut bayaran kepada kita?semua Tuhan berikan kepada kita dengan cuma – cuma karena Dia mengasihi dan mencintai kita. So, guys yukss kita rajin dating memuji Dia. Dimanapun, kapanpun. Tuhan memberkati.

Butuh layanan doa dari kami silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086

Selasa, 23 Agustus 2016

Bapak Thim Kian Boen (64 tahun) sudah bertahun-tahun mengalami komplikasi penyakit, yang paling menganggu Pak Boen adalah sakit pada bagian dadanya yang diakibatkan oleh sakit pada bagian jantungnya.
Keluhan ini mulai dirasa pada tahun 2008, jika sakit jantungnya kambuh yang dirasakan oleh Pak Boen adalah   seluruh badannya menjadi berkeringat dan dada yang nyeri. Untuk meringankan keluhannya yang dia lakukan hanyalah mengoleskan minyak angin pada diseluruh badan. Pak Boen dikatakan oleh dokter menderita penyakit jantung dan harus kontrol seminggu sekali.
Walaupun dalam  keadaan yang sakit, dia tetap melakukan pekerjaannya sebagai Ojek untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.  Saat mengojek Pak Boen harus berhati-hati sebab Pak Boen memiliki pengalaman saat mendengar bunyi klakson dari mobil lain di jalan, Pak Boen akan merasa kaget dan keluhan jantungnya muncul, sehingga Pak Boen harus meminggirkan motornya yang masih ada penumpang hanya untuk mengoleskan minyak pada badannya.
Obat-obatan terus diminum namun tetap tidak ada perubahan yang dirasakannya. Akibat sakit jantung yang di deritanya, Pak Boen  tidak boleh lelah untuk mencegah kekambuhan.
Suatu hari Pak Boen mendapatkan undangan KPPI, iapun hadir dalam KPPI 28 Mei 2015.
Pada saat doa kesembuhan, Pak Boen diminta untuk bergerak dalam iman:  berlari dan jongkok, sempat dia tidak mau karena dia berfikir tidak mungkin dia lakukan karena dia dalam keadaan sakit. Tapi akhirnya Pak Boen mengambil langkah iman, kalau orang lain dapat sembuh, maka dia percaya dia juga akan sembuh. Dia  pasrah saja dan percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan.
Puji Tuhan pada saat Pak Boen beriman maka Tuhan menyembuhkan dia dengan total dan tidak ada sakit lagi. Dia sudah bisa beraktifitas dengan normal.

Butuh layanan doa dari kami silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086
Petrus Harianto Simbolon – Sembuh dari Radang Otak
Saya adalah Ibu Marta, ibu dari Petrus Harianto Simbolon (11 bulan). Saya hendak menyaksikan kesembuhan yang dialami oleh anak saya, Petrus yang disembuhkan Tuhan Yesus dari sakit radang otak akibat virus herpes.
Pada tahun 2003, Petrus telah lahir sebagai anak laki-laki kami satu-satunya dan ia lahir sebagai bayi yang sehat dan normal dengan berat badan 3,9 kg. Saat ia berumur 1 ½ bulan ketika saya sedang memberi minum susu di botol, tiba-tiba ia pingsan tanpa ada gejala-gejala yang menunjukkan bahwa dia sedang sakit. Saya sangat panik dan langsung membawanya ke Rumah Sakit terdekat di kota Bandung pada tanggal 17 Juli 2003.
Oleh dokter, anak saya disuntik dan diinfus tetapi tidak ada perubahan apapun. Dokter mengatakan bahwa ia telah berusaha agar Petrus sadar dari pingsannya, sekalipun jantungnya sudah dipompa tetap tidak dapat  berdetak dengan normal. Untuk pertama kalinya anak saya dirawat di Rumah Sakit selama 1 bulan dalam keadaan koma.
Setelah sebulan di Rumah Sakit, anak saya tidak mengalami perubahan, maka saya memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah dengan rasa putus asa. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa dan mengijinkan saya membawanya pulang ke rumah.
Pada 17 Agustus 2003, saat ia di rumah tiba-tiba napas Petrus mendadak berhenti dan jantungnya saya rasakan tidak berdetak. Saya sangat terkejut karena saya tidak siap menghadapi kenyataan bahwa anak saya satu-satunya akan meninggalkan saya untuk selama-lamanya. Saya segera berdoa dan berseru kepada Tuhan Yesus memohon pertolongan-Nya untuk anak saya. Namun demikian tidak terjadi perubahan apa-apa, anak saya, Petrus tubuhnya terbujur kaku dalam pelukan saya, saat itu waktu menunjukkan Pk. 02.00 WIB dini hari. Saya hanya bisa menangis dan menangis pada Tuhan semalam-malaman, lalu saya disuntik obat penenang.
Ketika anak saya sedang dipersiapkan penguburan dengan adat Batak yang begitu lama, saya sadar. Kemudian saya mendekati, mengambil anak saya lalu mendekapnya, dan saya tiba-tiba dapat merasakan anak saya bisa bernapas kembali. Saya berkata kepada orang-orang yang ada di sekitar anak saya bahwa anak saya masih bernapas, tapi tanggapan mereka kepada saya malah lain, ada yang berkata : “Ibunya itu yang stress……. Ibunya yang gila…….!”Tidak ada seorangpun yang mempercayai kata-kata saya. Lalu saya menunjukkan Petrus kepada bibi saya kemudian dia berkata : ”Ya, kita tunggu dulu selama 1 jam. Setelah 1 jam berlalu, anak saya benar-benar dapat bernapas, saya bersama anak saya dibawa ke Rumah Sakit Barmeus  dengan beberapa orang yang berpakaian serba hitam sebagai tanda berkabung sebanyak 5 mobil. Di RS, orang-orang mendekati saya yang memangku dan mengendong anak saya, bertanya ada apa ini, kok semuanya memakai baju hitam begitu juga dengan ibunya.
Saya melihat tubuh anak saya kaku dan tidak bergerak sama sekali, hanya napasnya yang sesekali. Dokter menjelaskan ia hanya dapat bernapas dengan alat bantu pompa jantung. Saat itu ia hanya diberi vitamin karena dokter belum dapat menemukan penyakit apa yang menyerang anak saya.
Pada bulan September 2003, Petrus dirawat kembali di Rumah Sakit untuk ketiga kalinya. Di sana dokter tidak menemukan penyebab sakit yang dialami anak saya. Selama 3 minggu dirawat, ia tidak mengalami perubahan apapun, tetap kaku dan tidak dapat bergerak dengan leluasa.
Kemudian saya membawanya ke Rumah Sakit yang lain untuk ke-empat kalinya yaitu sekitar bulan Oktober 2003. Ia diperiksa oleh team dokter dan menjalani CT Scan. Hasil CT Scan mengatakan bahwa di bagian otak anak saya Petrus ada virus herpes. Virus herpes inilah yang menyerang susunan syaraf pada otaknya sehingga tubuhnya menjadi kaku tidak bisa bergerak, tidak dapat merespon apapun terhadap hal-hal yang dari luar dan terjadi kelemahan pada beberapa fungsi tubuh contohnya : setiap makanan dan minuman yang masuk ke tubuhnya selalu dimuntahkan dan  seringkali ngompol bisa sampai 15 kali dalam sehari, selalu dalam keadaan tidur.
Pada saat itu dokter  mengatakan bahwa selama 1 minggu dirawat di RS ini anak saya tidak ada perubahan dan diperkirakan umur anak saya tinggal seminggu lagi, oleh sebab itu saya membawanya pulang ke rumah.
Saya pulang ke rumah dengan berharap penuh kepada Tuhan yang sanggup menolong anak saya untuk menyembuhkannya. Saya teringat bahwa anak saya sempat meninggal tetapi Tuhan telah menghidupkannya lagi, maka saya percaya bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan anak saya !
Pada tanggal 7 April 2004, dalam perjalanan pulang berobat anak saya dari rumah sakit, saya naik angkot, saya dalam keadaan bengong sebab memikirkan bagaimana nasib anak saya. Saat itu seperti ada seorang pemuda yang melemparkan beberapa selebaran ke dalam angkot dan tepat didepan saya duduk. Saya segera mengambilnya dan membaca selebaran tersebut, ternyata undangan Kebaktian Kesembuhan yang diadakan di Bandung Trade Center (BTC) pada tanggal 9 April 2004. Setelah membaca selebaran itu saya melihat ke arah pemuda itu lalu selebaran tersebut saya masukkan ke dalam tas. Saya memutuskan untuk datang ke acara tersebut sambil membawa anak saya.
9 April 2004, saya datang ke acara Kebaktian Kesembuhan tersebut sambil saya bertanya-tanya kepada tetangga saya dimana letak BTC (Bandung Trade Center) karena saya tidak tahu dimana lokasi gedung tersebut. Kemudian saya disarankan untuk naik angkot jurusan Jati. Saya bertanya kepada salah seorang sopir angkot dan saya diantar ke BTC sendiri, tidak ada penumpang yang lain. Ketika sampai di Gedung BTC saya langsung menghampiri Petugas Satpam menunjukkan undangan tersebut lalu kami diantar ke lantai 6, tempat dimana diadakan Kebaktian Kesembuhan.
Pada saat puji-pujian, saya benar-benar mengarahkan hati dan pikiran saya kepada Tuhan serta mohon supaya anak saya disembuhkan. Ditengah-tengah puji-pujian, tiba-tiba anak saya menangis sekencang-kencangnya bahkan saya tidak menyadarinya karena saya terpaku pada pujian tersebut. Lalu orang-orang yang ada disekitar saya mendekati saya dan berkata agar anak saya diberi minum supaya tidak menangis. Seketika itu saya baru menyadari bahwa Petrus telah dapat menangis dan menggerakkan tangannya berulang kali.
Saya sangat terkejut karena setelah 7 bulan saya menggendongnya kaku, tidak bisa bergerak-gerak. Tiba-tiba ada suatu gerakan yang dapat saya rasakan di tubuhnya. Saya sangat terharu. Sambil mencium bayi saya berulang kali, saya bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkannya. Saya dapat merasakan seperti ada suatu kehidupan yang datang dalam tubuh anak saya. Puji Tuhan! Selama ini saya sudah menunggu akan kesembuhannya dan hari ini saya percaya anak saya, Petrus sudah disembuhkan!
Saat doa kesembuhan saya maju ke depan, saya semakin menyadari bahwa Tuhan Yesus hadir dalam acara kebaktian tersebut dan Dia ingin menyembuhkan anak saya. Dengan satu keyakinan saya maju ke depan untuk minta didoakan anak saya.
Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya kembali dinyatakan, tiba-tiba anak saya dapat menangis dengan kencang, dengan teriakan suaranya yang melengking dengan jelas. Sebelumnya dia menangis dengan tanpa teriakan ataupun tanpa bersuara apa-apa. Sekali lagi saya memeluknya erat-erat dengan rasa syukur yang sangat dalam karena perubahan yang saya lihat begitu nyata. Saya bersyukur karena Tuhan Yesus menyembuhkan anak saya malam ini.
Sesudah kebaktian ada seorang dokter yang memeriksa anak saya, hasilnya adalah :
Respon mata anak saya sudah baik / dari respon cahaya dan gerakan bola mata lebih   membaik
Paru-parunya sudah mulai membaik
Jantungnya berdetak dengan baik
Biasanya sehari ngompol 15 kali tetapi hari ini anak saya hanya 3 kali kencing
Setiap makan dan minum yang masuk selalu dimuntahkan tetapi hari ini dia makan dan minum dengan lahap
Semua hasil pemeriksaan dokter tersebut menunjukkan bahwa kerja otaknya sudah mulai membaik dan normal. Puji Tuhan! Anak saya sudah sembuh. Semua karena anugerah Tuhan Yesus!
Sampai dengan tanggal 21 Mei 2004, Petrus masih tetap sembuh. Sekarang berat badannya telah bertambah dari 6 kg menjadi 10 kg. Dulu minum susu baru ½ botol sudah muntah tetapi sekarang 3 botol Petrus dapat menghabiskan, demikian juga dengan makanan yang ia makan, tidak ada yang ditolaknya, seperti : agar-agar, roti, chiki dan sebagainya.
Sungguh saat ini Petrus benar-benar dalam keadaan yang telah sehat. Puji Tuhan! Tuhan sangat baik buat saya dan anak saya. Saya mengucap syukur atas segala yang telah dilakukan pada anak saya, Petrus.

Butuh layanan doa dari kami silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086

Senin, 22 Agustus 2016



Mari kita satukan hati berdoa untuk kota tercinta, di dalam acara "KKR PRAY FOR KEDIRI”
Mari datang dan rasakan Kasih Tuhan pada :

Hari/Tgl : Jumat, 26 Agustus 2016
Pukul : 18.00 WIB - Selesai

Tempat : Gereja Baptis Indonesia "Setia Bakti"
Jalan Letjen Suprapto No.12-14 Kediri
Info : 081574280550

Tuhan Yesus Memberkati !



Terima kasih


Selasa, 16 Agustus 2016

Bapak Djay Sen - Sembuh dari Buta, KPPI, 26 Juni 2003
Bapak DJay Sen adalah seorang pelukis dengan 2 orang anak .
Tanggal 23 Juni 2003 matanya yang merah lama kelamaan menjadi buram dan setelah 3 hari matanya buram, akhirnya dia tidak dapat melihat sama sekali Selama buta ia harus dibantu oleh istrinya ke kamar mandi bahkan untuk makan dan minum. Dengan keadaan mata sebelah kanan yang tidak dapat melihat maka dia pun berdoa supaya Tuhan Yesus mengirimkan hambanya. Suatu hari dia mendapat kabar tetangganya yang telah sembuh di KPPI dan memberi tahu bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan.
26 Juni 2003 dia datang ke KPPI dengan keadaan mata sebelah kanan yang tidak bisa melihat. Pada saat puji-pujian dia merasakan sesuatu yang bergejolak dalam hatinya. Pada saat Firman Tuhan disampaikan dia mendengar suara dalam hatinya bahwa “dia harus mengampuni” seseorang yang menyakiti hatinya. Pada saat doa kesembuhan dia didoakan oleh seorang Hamba Tuhan dan bertanya apakah dia punya akar pahit sama seseorang? Namun dia tetap mengeraskan hati untuk tidak mengampuni orang tersebut.
Dan setelah KPPI dia memeriksakan diri ke dokter dan dokter memvonis bahwa mata dia tidak dapat disembuhkan meskipun dia menjalani operasi pada mata.
Hasil USG Bpk DJay Sen menunjukkan ada cairan pada bagian belakang lensa matanya. Kebutaan yang dialami BP DJay Sen terjadi karena cairan di bagian belakang lensa matanya lama kelamaan menjadi gumpalan-gumpalan yang merusak jaringan syarat matanya sehingga tidak dapat melihat.
Hal ini dapat diakibatkan karena:
-          Seseorang pernah terlibat narkoba
-          Mengalami benturan / trauma
-          Penyakit stroke
-          Penyakit diabetes
Seminggu setelah KPPI, saat dokter menyatakan bahwa ia tidak bisa disembuhkan.maka dia mengingat perkataan yang didengarnya di KPPI bahwa dia harus mengampuni orang yang menyakiti hatinya. Diapun bertindak, dia berdoa bahwa dia sungguh-sungguh mengampuni orang yang telah menyakiti hatinya itu, maka setelah selesai berdoa, tiba tiba….. ! Matanya yang buta seketika dapat melihat dengan jelas. Haleluya….. Tuhan Yesus menyembuhkan matanya yang buta.
Dia pun datang kembali ke KPPI pada Februari 2004  dan memberi kesaksian bahwa dia sudah menerima kesembuhan total. Mata yang buta dapat melihat kembali.
Sekarang Bpk DJay Sen telah dapat melakukan aktivitasnya sebagai pelukis.bahkan dia dapat membaca Alkitab dengan jelas
Ibu Anneke adalah seorang ibu rumah tangga dengan 4 orang anak sedangkan suaminya bekerja sebagai seorang jockie pacuan kuda di Pulomas.
Sepanjang tahun 2014  sering merasa lemas dan pusing, awalnya Ibu Anneke mengira  mungkin akibat kecapean sehingga sering ditahan dan abaikan. Ternyata kondisinya malah semakin parah, sebab saat tidak sedang cape pun  masih merasakan keluhan ini ditambah lagi  dengan  tiba tiba mata menjadi rabun dan tidak seperti biasanya di malam hari  sering terbangun hendak buang air kecil.
Akhirnya karena merasa terganggu dengan keluhan tersebut, Ibu Anneke memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter dan mengutarakan semua keluhan yang dirasakan selama ini kepada dokter.  Berdasarkan informasi tersebut, dokter meminta untuk Ibu Anneke melakukan pemeriksaan gula darah.  Hasil pemeriksaan tersebut menyatakan bahwa  gula darah sewaktu (GDP)  saat itu adalah 187mg/dl sehingga dokter mengambil kesimpulan bahwa  Ibu Anneke menderita penyakit diabetes. Dokter menyarankan agar  minum obat, namun obat yang diberikan tersebut tidak dapat diminum lagi karena setiap kali meminumnya, langsung timbul alergi.
Secara medis, apabila seseorang terdiagnosa penyakit diabetes adalah sebagai berikut:
1. Gejala Klasik 3 P
- Poliuri (sering kencing sampai membangunkan pada malam hari )
- Polidipsi (sering minum namun masih merasa lemas)
- Polifagia (sering makan namun masih sering lapar )
2. hasil lab GDS (Gula Darah Sewaktu):normal : 90-110mg/dl
GDP(Gula Darah Puasa):normal 90-110mg/dl
Prediabetes : Gejala Klasik (+) + hasil lab GDS(110-199mg/dl)/GDP(110-125mg/dl)
Diabetes : Gejala klasik (+) + hasil lab GDS (200<)/GDP (126<)
Hasil lab ibu Aneke menunjukkan gejala klasik (+) + hasil lab GDS (187 mg/dl) = (+) prediabetes
Penanganan prediabetes : dapat diberikan obat diabetes + perbaikan pola hidup (diutamakan)
penanganan diabetes : mutlak obat diabetes + pola hidup sehat
Ibu Anneke mengambil keputusan untuk tidak minum obat dan hanya mengatur pola makan saja  dengan minum jus timun dan melon setiap hari. Memang sedikit terasa perubahan, namun tetap merasa pusing dan lemas.
Akhirnya suatu kali Ibu Anneke diajak saudaranya untuk datang ke KPPI 26 Maret 2015. Ibu Anneke datang dan merasakan jamahan Tuhan. Saat didoakan oleh seorang Hamba Tuhan dan selesai didoakan maka dicek gula darahnya, hasilnya adalah 120 mg/dl, Puji Tuhan Gula darah Ibu Anneke turun. Diapun bersaksi di KPPI bahwa Tuhan sembuhkannya. Seminggu kemudian setelah KPPI  maka kembali diperiksakan kembali gula darah dan hasilnya 112 mg/dl dan seminggu kemudian saat diperiksa kembali maka hasil akhirnya adalah 109 mg/dl. Puji Tuhan gula darah Ibu Anneke sudah normal.
Puji Tuhan, Tuhan Hebat!! Sembuhkan sakit diabetes Ibu Anneke, sekalipun  minum obat, tidak mungkin sembuh, sebab belum ada obat untuk menyembuhkan sakit diabetes. Tuhan genapi janjiNya, dengan iman Tuhan menyembuhkan penyakit Ibu Anneke.
HKBP adalah singkatan dari Huria Kristen Batak Prostestan merupakan gereja Kristen Protestan yang tumbuh dari hasil misi RMG ((Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman.

Pada tahun  1824, sebelum Misionaris dari Jerman datang ke Tanah Batak, Pekabar Injil dari Gereja Baptis Inggris : Pdt Burton dan Pdt Ward, datang dan melakukan perjalanan misi ke Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera. Bukanlah hal yang mudah untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di suku Batak.  Sulitnya bahasa untuk berkomunikasi, membuat para pekabar Injil yang tergabung dalam Persekutuan Zending Boston (bagian dari Rheinische Zending), mati terbunuh.

Pada tahun 1840, Franz Wilhelm Junghuhn, seorang Ilmuwan Jerman diutus untuk melakukan perjalanan misi, mempelajari Bahasa Batak serta adat istiadat Batak dan menuliskannya kedalam sebuah tulisan yang kemudian dikirimkan ke Bangsa Eropa, sehingga membuat para misionaris di seluruh gereja-gereja Eropa mengenal akan Tanah Batak.

Dampak dari tulisan yang dibuat oleh Franz Wilhelm Junghuhn membuat para misionaris dari Belanda meneliti Bahasa Batak untuk kemudian menterjemahkan Alkitab kedalam Bahasa Batak dan juga membuat kamus Alkitab kedalam Bahasa Batak.

Dengan diterbitkannya tulisan mengenai keadaan dan kondisi suku Batak yang terdapat di Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera, membuat Rheinische Zending - Belanda dan Jerman, mengirimkan akan missionaris mereka untuk memberitakan Injil dan membangun gereja serta melakukan baptisan perdana yang dilakukan oleh Pdt. Van Asselt terhadap dua orang suku Batak (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) di Parau Sorat, Sipirok - Tapanuli Selatan.
Pada tanggal 7 Oktober 1861 lahirlah gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), yang didirikan oleh empat orang Missionaris; Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt (mereka berasal dari zending Emerllo Belanda dan Zending Rheinische Mission Jerman).

Butuh layanan doa dari kami ?
Silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086
HKBP adalah singkatan dari Huria Kristen Batak Prostestan merupakan gereja Kristen Protestan yang tumbuh dari hasil misi RMG ((Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman.

Pada tahun  1824, sebelum Misionaris dari Jerman datang ke Tanah Batak, Pekabar Injil dari Gereja Baptis Inggris : Pdt Burton dan Pdt Ward, datang dan melakukan perjalanan misi ke Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera. Bukanlah hal yang mudah untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di suku Batak.  Sulitnya bahasa untuk berkomunikasi, membuat para pekabar Injil yang tergabung dalam Persekutuan Zending Boston (bagian dari Rheinische Zending), mati terbunuh.

Pada tahun 1840, Franz Wilhelm Junghuhn, seorang Ilmuwan Jerman diutus untuk melakukan perjalanan misi, mempelajari Bahasa Batak serta adat istiadat Batak dan menuliskannya kedalam sebuah tulisan yang kemudian dikirimkan ke Bangsa Eropa, sehingga membuat para misionaris di seluruh gereja-gereja Eropa mengenal akan Tanah Batak.

Dampak dari tulisan yang dibuat oleh Franz Wilhelm Junghuhn membuat para misionaris dari Belanda meneliti Bahasa Batak untuk kemudian menterjemahkan Alkitab kedalam Bahasa Batak dan juga membuat kamus Alkitab kedalam Bahasa Batak.

Dengan diterbitkannya tulisan mengenai keadaan dan kondisi suku Batak yang terdapat di Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera, membuat Rheinische Zending - Belanda dan Jerman, mengirimkan akan missionaris mereka untuk memberitakan Injil dan membangun gereja serta melakukan baptisan perdana yang dilakukan oleh Pdt. Van Asselt terhadap dua orang suku Batak (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) di Parau Sorat, Sipirok - Tapanuli Selatan.
Pada tanggal 7 Oktober 1861 lahirlah gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), yang didirikan oleh empat orang Missionaris; Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt (mereka berasal dari zending Emerllo Belanda dan Zending Rheinische Mission Jerman).

Butuh layanan doa dari kami ?
Silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086

Senin, 15 Agustus 2016

Joseph Kam (1769-1833) adalah seorang misionaris Kristen Protestan yang bekerja di wilayah Maluku dan sekitarnya. Joseph Kam berasal dari Belanda, bekerja sebagai pendeta sekaligus misionaris di Maluku. Ia mendapat gelar Rasul Maluku oleh masyarakat Kristen di sana karena jasanya dalam perkembangan kekristenan di tanah Maluku.
Joseph Kam lahir di bulan September 1769. Ayahnya Joost Kam, seorang pemangkas rambut dan pedagang kulit di ´s-Hertogenbosch, Belanda. Keluarga Kam sebenarnya berasal dari Swiss, namun kakeknya, Peter Kam pindah ke Belanda dan menikahi seorang gadis Belanda. Keluarga Kam adalah anggota Gereja Hervormd (Reform) yang dipengaruhi semangat pietisme Herrnhut, dan punya hubungan dengan kelompok Herrnhut di Zeist. Kelompok ini memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan Joseph Kam.
Setelah Kam selesaikan pendidikan dasar dan menengah, ia membantu ayahnya dalam usaha perdagangan kulit. Kam sering mengunjungi Zeist dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang diadakan komunitas Herrnhut.Lalu timbul keinginan dalam diri Kam untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal kekristenan, tetapi ia harus menahan keinginannya selama bertahun-tahun karena orangtuanya tidak ingin ia menjadi penginjil. Orangtuanya menginginkan Kam tetap membantu usaha perdagangan kulit mereka.
Tahun 1802, ayah dan ibu Kam meninggal, dan usaha perdagangan kulit semakin merosot. Kam kemudian bekerja sebagai pesuruh di Mahkamah Nasional, dan Kam menikah pada tahun 1804. Dua bulan setelah anaknya yang pertama lahir, istri Kam meninggal dan beberapa bulan kemudian anak pertamanya meninggal karena sakit kejang-kejang. Pengalaman ini membuat Kam memutuskan untuk menjadi seorang misionaris.
Ke Batavia, Surabaya, dan Ambon.

Tahun 1814, Kam berusia 44 tahun tiba di Batavia bersama kedua rekannya, Brückner dan Supper. Sebenarnya mereka berniat untuk bekerja di tengah-tengah masyarakat yang belum Kristen. Namun, Indische Kerk lebih memprioritaskan pemeliharaan jemaat-jemaat yang sudah ada. Brückner ditempatkan di Semarang, dan Kam sendiri ditempatkan di Ambon.
Pertengahan tahun 1814, perjalanan Kam ke Ambon harus terhenti di Surabaya karena tidak ada kapal yang berlayar ke Ambon. Di Surabaya, ia bertemu dengan seorang pedagang arloji asal Jerman, Johannes Emde, yang sangat peduli dengan penginjilan di kalangan orang Jawa. Kam turut berjasa menanamkan kesadaran akan panginjilan di dalam diri Emde. Selain itu, Kam juga membentuk komunitas kecil Orang-orang Saleh Surabaya, yang giat dalam penginjilan. 

Pada Maret 1815 Kam tiba di Ambon. Sebelumnya sudah ada Jabez Carey, seorang misionaris Baptis - anak dari William Carey, misionaris di India yang terkenal - melayani di Maluku. Karena perbedaan pemahaman mengenai baptisan (Kam menerima pembaptisan terhadap anak-anak, sedangkan Carey menolaknya), Carey akhirnya meninggalkan Maluku tahun 1818. Setibanya di Ambon, Kam langsung memulai pekerjaannya untuk menghidupkan kembali kekristenan di Ambon yang sudah lama diterlantarkan
sesudah bubarnya VOC di Indonesia pada tahun 1799. Oleh jemaat-jemaat di Maluku, Kam diberi gelar "Rasul Maluku".. 

Dalam pelayanannya di Maluku, Kam melakukan semua tugas seorang pendeta, seperti berkhotbah, mengunjungi jemaat-jemaat di pedalaman, memperdamaikan perselisihan dan pertengkaran, dan melayani sakramen-sakramen. Kam juga meninjau pekerjaan para guru jemaat dan membantu mereka dalam mengajar. Ia juga aktif dalam mengembangkan bacaan-bacaan Kristen, seperti Alkitab, Mazmur, Katekismus, dan khotbah-khotbah untuk jemaat-jemaat yang tidak memiliki pendeta atau guru jemaat. Ia juga memperjuangkan agar Kota Ambon menjadi pusat penginjilan di Hindia Belanda bagian Timur. Tak lama setelah Kam tiba di Ambon, ia menikahi seorang perempuan Indo-Belanda, Sara Maria Timmerman, yang setia mendampinginya sampai akhir hidupnya. Istri Kam sangat membantunya dalam pelayanan. Ia mengajarkan Bahasa Melayu kepada para misionaris yang baru datang dari Eropa. Mereka berdua menjadi pembimbing bagi para tenaga baru ini. 

Tahun 1819 di Ambon, Kam membuka sekolah untuk mendidik orang Ambon menjadi guru yang dapat mengajar dengan lebih baik di gereja dan di sekolah.
Karya Kam di Maluku sangat menginspirasi masyarakat Maluku. Oleh karena itu, muncullah berbagai kisah mengenai Joseph Kam, Rasul Maluku, yang diceritakan secara turun-temurun. Kisah yang paling terkenal adalah mengenai Hamman Pardidu, yang dikutuk tidak diterima bumi ketika mati, karena durhaka kepada ibunya. Lalu Kam melepaskan kutuk itu darinya sehingga Hamman dapat dimakamkan dengan layak. Ada banyak lagi kisah-kisah ajaib yang dilakukannya semasa ia berkarya di Maluku, dan sampai sekarang masih terus diceritakan. 

Kam terus saja mengadakan perjalanan keliling mengunjungi jemaat-jemaat sampai ia akhirnya meninggal. Kam menderita sakit parah dalam perjalanannya ke Maluku Tenggara, sehingga ia terpaksa kembali ke Ambon. Segala usaha untuk menyelamatkan jiwanya tidak berhasil. Joseph Kam meninggal pada tanggal 18 Juli 1833 setelah berjerih payah selama 20 tahun lamanya di Maluku.

Kam akan terus dikenang sebagai Rasul Maluku sebagaimana ditulis di atas batu nisannya di Ambon.

Butuh layanan doa dari kami silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086


Fanny Jane Crosby. Dia lahir dengan normal pada tanggal 24 Maret 1820, Pada waktu dia baru berumur 6 (enam) minggu, dia menderita infeksi di matanya, seorang yang mengaku seorang dokter berusaha mengobati dia tetapi hasilnya sangat mengerikan kedua mata fanny menjadi buta total. Melihat kondisi fanny orangtuanya menjadi sedih sekali ditambah beberapa bulan setelah itu ayah fanny meninggal dunia.

Dari semasa kecil fanny dititipkan oleh nenekanya sementara ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Nenek fanny mendidik fanny, mengajarkan fanny berdoa dan membaca alkitab. Karena buta fanny tidak dapat bersekolah disekolah umum seperti anak-anak sebayanya.

Fanny menikah dan mendapatkan seorang anak, tetapi saat masih bayi, anaknya meninggal dunia saat tertidur.

Dalam kebutaannya ternyata fanny memiliki kemampuan untuk menghapal ayat-ayat alkitab dan memiliki kepekaan menulis puisi dan lirik lagu. Dia telah menulis 8.000 syair untuk lagu rohani.

Salah satu lagu yang ditulisnya berjudul "Kuberbahagia Yakin Teguh..."

Ku berbahagia, yakin teguh
Yesus abadi kepunyaanku!
Aku warisNya, ku ditebus
ciptaan baru Rohol Kudus

Reff:
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.

Selama hidupnya Fanny Crosby telah menulis hampir 9.000 lirik lagu, namun penghasilannya dari lagu-lagu tersebut sangat sedikit.Dia hanya dibayar putus 1 atau 2 dollar per-lirik. Sepanjang hidupnya dia tidak pernah memiliki rumah sendiri dan hanya tinggal di rumah-rumah sewa. Namun demikian Fanny tidak pernah mempersoalkan hal tersebut dan mengganggap tujuannya menulis lirik adalah untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.

Suatu kali ada pendeta yang menaruh rasa iba pada Fanny. Dia berkata,”Sungguh kasihan. Yang Maha kuasa melimpahkan bakat yang berlimpah-limpah pada Anda, tetapi tidak memberikan penglihatan pada Anda”.

Fanny langsung menjawab, “Jika aku bisa dilahirkan lagi, saya akan mengajukan permintaan agar dilahirkan dalam keadaan buta.”

“Lho, mengapa begitu?” tanya hamba Tuhan dengan kaget.

“Karena saat saya sampai di Sorga nanti, saya ingin yang pertama kali saya lihat adalah Juruselamat saya.”

Sumber : annazefa.wordpress.com


Butuh layanan doa dari kami silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086

Selasa, 02 Agustus 2016



Pernahkah saudara melihat burung rajawali? Salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang sangat indah dan perkasa. Rajawali memiliki mata yang tajam, kaki yang kuat mencengkram dan sayap yang lebar dan kuat untuk terbang tinggi.

Burung rajawali juga memiliki sifat yang berbeda dengan burung yang lain. Saat badai datang, burung-burung yang lain mencari tempat perlindungan, tetapi rajawali terbang menantang badai, terbang dengan kekuatan sayapnya.

Seperti keindahan dan kekuatan burung rajawali, demikian halnya Tuhan menggambarkan anak-anak-Nya yang menanti-nantikan diri-Nya :

"Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama RAJAWALI yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yes 40:31)

Dan Tuhan juga menggambarkan bahwa anak-anak-Nya akan dipuaskan dengan segala kebaikan-Nya sehingga masa mudanya menjadi baru seperti burung rajawali :

"Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung RAJAWALI." (Maz 103:5)

Anak-anak Tuhan, orang-orang yang percaya dan menanti-nantikan Tuhan, adalah "rajawali-rajawali" sorgawi yang memiliki kekuatan besar dan sanggup menghadapi semua badai kehidupan sebab mereka berlindung dalam naungan sayap Ilahi, Allah Yang Mahatinggi.


"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan SAYAP-MU." (Maz 17:8)

Butuh layanan doa dari kami silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086


Recent Post

Layanan Doa

WhatsApp: Call Center : 0819 0707 9179

Event

Diberdayakan oleh Blogger.

Gallery

ada jawaban

VIDEO