HKBP adalah singkatan dari Huria Kristen Batak Prostestan merupakan gereja Kristen Protestan yang tumbuh dari hasil misi RMG ((Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman.
Pada tahun 1824, sebelum Misionaris dari Jerman datang ke Tanah Batak, Pekabar Injil dari Gereja Baptis Inggris : Pdt Burton dan Pdt Ward, datang dan melakukan perjalanan misi ke Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera. Bukanlah hal yang mudah untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di suku Batak. Sulitnya bahasa untuk berkomunikasi, membuat para pekabar Injil yang tergabung dalam Persekutuan Zending Boston (bagian dari Rheinische Zending), mati terbunuh.
Pada tahun 1840, Franz Wilhelm Junghuhn, seorang Ilmuwan Jerman diutus untuk melakukan perjalanan misi, mempelajari Bahasa Batak serta adat istiadat Batak dan menuliskannya kedalam sebuah tulisan yang kemudian dikirimkan ke Bangsa Eropa, sehingga membuat para misionaris di seluruh gereja-gereja Eropa mengenal akan Tanah Batak.
Dampak dari tulisan yang dibuat oleh Franz Wilhelm Junghuhn membuat para misionaris dari Belanda meneliti Bahasa Batak untuk kemudian menterjemahkan Alkitab kedalam Bahasa Batak dan juga membuat kamus Alkitab kedalam Bahasa Batak.
Dengan diterbitkannya tulisan mengenai keadaan dan kondisi suku Batak yang terdapat di Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera, membuat Rheinische Zending - Belanda dan Jerman, mengirimkan akan missionaris mereka untuk memberitakan Injil dan membangun gereja serta melakukan baptisan perdana yang dilakukan oleh Pdt. Van Asselt terhadap dua orang suku Batak (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) di Parau Sorat, Sipirok - Tapanuli Selatan.
Pada tahun 1824, sebelum Misionaris dari Jerman datang ke Tanah Batak, Pekabar Injil dari Gereja Baptis Inggris : Pdt Burton dan Pdt Ward, datang dan melakukan perjalanan misi ke Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera. Bukanlah hal yang mudah untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di suku Batak. Sulitnya bahasa untuk berkomunikasi, membuat para pekabar Injil yang tergabung dalam Persekutuan Zending Boston (bagian dari Rheinische Zending), mati terbunuh.
Pada tahun 1840, Franz Wilhelm Junghuhn, seorang Ilmuwan Jerman diutus untuk melakukan perjalanan misi, mempelajari Bahasa Batak serta adat istiadat Batak dan menuliskannya kedalam sebuah tulisan yang kemudian dikirimkan ke Bangsa Eropa, sehingga membuat para misionaris di seluruh gereja-gereja Eropa mengenal akan Tanah Batak.
Dampak dari tulisan yang dibuat oleh Franz Wilhelm Junghuhn membuat para misionaris dari Belanda meneliti Bahasa Batak untuk kemudian menterjemahkan Alkitab kedalam Bahasa Batak dan juga membuat kamus Alkitab kedalam Bahasa Batak.
Dengan diterbitkannya tulisan mengenai keadaan dan kondisi suku Batak yang terdapat di Tanah Batak di bagian utara Pulau Sumatera, membuat Rheinische Zending - Belanda dan Jerman, mengirimkan akan missionaris mereka untuk memberitakan Injil dan membangun gereja serta melakukan baptisan perdana yang dilakukan oleh Pdt. Van Asselt terhadap dua orang suku Batak (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) di Parau Sorat, Sipirok - Tapanuli Selatan.
Pada tanggal 7 Oktober 1861 lahirlah gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), yang didirikan oleh empat orang Missionaris; Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt (mereka berasal dari zending Emerllo Belanda dan Zending Rheinische Mission Jerman).
Butuh layanan doa dari kami ?
Butuh layanan doa dari kami ?
Silahkan menghubungi kami di nomor 0888 0850 5162 / 0813 8028 3086
0 comments:
Posting Komentar