"Adalah
baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi
namaMu, ya Yang Mahatinggi,"
Mazmur 92:2
Baca: Mazmur 92:1-16
Tentang mengucap
syukur, secara umum orang Kristen dapat dibedakan menjadi 3 kelompok:
1. Orang Kristen yang bersungguh hati mengucap syukur kepada Tuhan.
2. Orang Kristen yang mengucap syukur, tapi tidak sungguh-sungguh.
3. Orang Kristen yang tidak tahu mengucap syukur.
Pertanyaannya: Kita termasuk yang mana? Tentunya kita masih ingat kisah 10 orang kusta yang minta disembuhkan Yesus (baca Lukas 17:11-19). Ketika mereka disembuhkan hanya ada 1 orang saja yang kembali datang bersujud, tersungkur di kaki Yesus dan mengucap syukur atas besarnya kasih, kebaikan dan kemurahan Tuhan kepadanya. Sementara yang sembilan lainnya berlalu begitu saja, tidak mengingat atau mungkin dengan sengaja tidak mengucap syukur kepada Tuhan.
1. Orang Kristen yang bersungguh hati mengucap syukur kepada Tuhan.
2. Orang Kristen yang mengucap syukur, tapi tidak sungguh-sungguh.
3. Orang Kristen yang tidak tahu mengucap syukur.
Pertanyaannya: Kita termasuk yang mana? Tentunya kita masih ingat kisah 10 orang kusta yang minta disembuhkan Yesus (baca Lukas 17:11-19). Ketika mereka disembuhkan hanya ada 1 orang saja yang kembali datang bersujud, tersungkur di kaki Yesus dan mengucap syukur atas besarnya kasih, kebaikan dan kemurahan Tuhan kepadanya. Sementara yang sembilan lainnya berlalu begitu saja, tidak mengingat atau mungkin dengan sengaja tidak mengucap syukur kepada Tuhan.
Ucapan syukur adalah jalan terbuka menuju
kuasa Tuhan atau kekuatan untuk mengaktifkan iman. Jadi, iman selalu bekerja sama dengan ucapan
syukur. Tertulis, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." (Kolose 2:7).
Alangkah indahnya hidup ini jikalau hati kita selalu berlimpah ucapan
syukur. Ketika kita mengucap syukur
kepada Tuhan, kita sedang disadarkan tentang siapa Tuhan itu bagi kita. Bila hati dan pikiran kita hanya fokus pada
persoalan akan membawa kita kepada keputusasaan dan kekecewaan. Sebaliknya bila kita mengarahkan pandangan
kepada Tuhan, iman dan pengharapan kita kepada Tuhan semakin bertumbuh. Semakin banyak bersyukur, semakin subur pula
iman kita, semakin besar pula pengharapan kita untuk mengalami dan menikmati
berkat Tuhan.
Memang tidak mudah untuk mengucap syukur
di segala keadaan. Tatkala segala
sesuatu berjalan dengan baik, sehat, bisnis lancar, jabatan nyaman dan
sebagainya, kita dapat mengucap syukur dengan limpahnya. Namun tatkala kita menghadapi situasi yang
buruk, penderitaan, sakit penyakit, dapatkah kita tetap mengucap syukur?
Alkitab
mengingatkan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18).
Sumber : airhidup
0 comments:
Posting Komentar