"Aku (Tuhan -
red.) berkata: Kasihilah musuhmu,
berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;" Lukas 6:27
Sebagai anak-anak Allah
kita harus memiliki sifat-sifat Allah.
Ada pun salah satu sifat Allah adalah Mahapengampun, seperti kata
Pemazmur, "Sebab Engkau, ya Tuhan,
baik dan suka mengampuni..."
(Mazmur 86:5), bahkan
"Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti
kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18).
Seperti Yesus, agar Ia layak menjadi
Putera Kerjaan Allah, Ia tidak membalas meskipun dicaci-maki, dihujat, diejek,
diludahi dan dipermalukan; Ia sanggup
mengampuni dan mengasihi musuh-musuhNya.
Ia berkata, "Ya Bapa,
ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat," (Lukas 23:34). Ia telah meninggalkan teladan hidup yang luar
biasa. Menjadi Kristen berarti menjadi
pengikut Kristus, dan sudah sepatutnya kita mengikuti jejakNya dan meneladani
kehidupanNya. Alkitab dengan tegas
menyatakan; "Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus
telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Tuhan menghendaki agar kita mengasihi
musuh-musuh kita. Kata-kata Yesus dari
atas salib bukan kata-kata kutuk atau keluhan atau tentang penghinaan atas
kematianNya yang terkutuk, tetapi adalah doa untuk mereka yang menyalibkan Dia,
Putera Allah yang benar, tanpa dosa.
Stefanus adalah contoh orang yang mengikuti teladan Yesus. Ketika ia dilempari batu dan hampir
menghembuskan nafas terakhir, ia berdoa,
"Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" (Kisah 7:60).
Kalau kita mengasihi dan berbuat baik
kepada orang yang mengasihi kita, apakah jasa kita? Yang dikehendakiNya: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik
kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkata bagi orang yang mengutuk
kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Lukas 6:27-28). Banyak orang Kristen meremehkan pengajaranNya
ini. Mungkin ada kasih, tapi terhadap kawan
sendiri, grup sendiri atau denominasi sendiri.
Terhadap saudara seiman yang tak dikenal secara pribadi saja kita sulit
mengasihi, apalagi musuh?
Betapa sedih hati Yesus
melihat orang Kristen tak dapat mengikuti teladanNya!
Sumber : airhidup
0 comments:
Posting Komentar