“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Matius
5:13)
Sifat garam pada dasarnya adalah memberikan
pengaruh. Mengapa memberikan pengaruh? Karena garam dapat menjadikan seluruh
rasa makanan menjadi asin. Lalu, bagaimana dengan sebuah lilin di dalam
kegelapan? Coba bayangkan dalam sebuah ruangan yang gelap hanya ada sebuah
lilin kecil yang meneranginya? Sifat garam dan lilin kecil adalah sama yaitu
memberikan pengaruh kepada sekitarnya. Kita akan dapat melakukan segala sesuatu
di sekitar lilin tersebut, karena lilin tersebut menghasilkan terang yang
berguna bagi sekelilingnya. Jadi memberikan
pengaruh berarti bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
Mengapa Tuhan memberikan
perumpamaan bahwa kita seperti garam? Alasannya adalah karena Tuhan ingin kita menjadi
orang yang dapat memberikan pengaruh dan membawa dampak yang baik bagi sekitar
kita. Tuhan ingin kita berbeda dari
orang lain!
Bagaimana membawa dampak dan terang Tuhan? Tentunya kita harus berdamai
dengan diri kita terlebih dahulu, kita menerima setiap rencana Tuhan dalam
kehidupan kita, lalu kita membawa damai bagi orang lain. Tunjukkanlah setiap
kasih dalam perbuatan. Tidak ada jalan lain. Hanya dengan Kasih, kita bisa
membawa dampak.
Seperti Firman Tuhan berkata, “Sekalipun
aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa
manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang
dan canang yang gemerincing. Sekalipun
aku mempunyai karunia untuk bernubuat
dan aku mengetahui segala rahasia
dan memiliki seluruh pengetahuan;
dan sekalipun aku memiliki iman
yang sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna”.
(1 Korintus 13:1-2)
Sumber : Jawaban.com
0 comments:
Posting Komentar