Jumat, 09 Juni 2017

 20.46.00         No comments


Saudaraku, kenapa saat ini ada begitu banyak orang percaya atau anak-anak Tuhan yang hidupnya tidak memiliki damai sejahtera Allah, dan mereka tidak pernah mengalami sukacita Allah, sehingga yang nampak dari kehidupan orang-orang seperti ini, adalah gambaran dari orang-orang yang hidup seperti orang yang telah kehilangan pengharapan.

Biasanya hal ini terjadi karena tekanan hidup yang begitu berat, persoalan yang datang silih berganti, baik itu persoalan ekonomi, pekerjaan, rumah tangga, dan ditambah lagi dengan berbagai keinginan hati atau ambisi yang belum tercapai, maka semuanya itu akan menyatu menjadi sebuah beban hidup yang sering membuat banyak orang termasuk anak-anak Tuhan tidak bisa mengalami sukacita Allah.

Pertanyaannya sekarang adalah “apakah ini bisa menjadi sebuah alasan yang kuat sehingga membuat kita tidak bisa mengalami sukacita Allah?”.

Jawabannya sederhana, kalau benar kita hidup sebagai orang percaya yang telah mengerti dan tahu bahwa Allah yang kita percayai adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi ini, maka semuanya itu tidak bisa menjadi alasan untuk kita tidak mengalami sukacita Allah.
Orang percaya yang tidak bisa mengalami sukacita Allah persoalannya hanya satu yaitu karena ia tidak benar-benar percaya kepada Allah. Sebab bila kita benar-benar percaya kepada Allah maka kita tahu benar apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, Allah pasti akan menolong kita.

Itulah kenapa firman Tuhan katakan di dalam Filipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Ini artinya tidak ada alasan bagi kita orang percaya yang bisa membuat kita kehilangan damai sejahtera Allah sehingga membuat kita tidak bisa mengalami sukacita Allah. Kenapa Paulus bisa berkata bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan, karena ia tahu benar bahwa Tuhan itu adalah pribadi yang agung, yang mulia, yang dapat dipercayai sepenuhnya, jadi tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak bisa mengalami sukacita Allah.

Orang percaya yang tidak bisa mengalami sukacita Allah persoalannya antara lain juga, dalam menjalani kehidupan ini ia tidak mengarahkan pandangannya pada Tuhan, sebaliknya pandangannya diarahkan kepada persoalan yang sedang dihadapinya.

Kalau kita mengarahkan pandangan kita kepada persoalan hidup, maka persolan itulah yang akan menjadi sebuah beban besar yang menindih kita, sehingga kita akan merasakan bahwa hidup ini begitu berat. Dengan memandang persolan hidup maka kita tidak pernah bisa memandang Tuhan.

Akan menjadi berbeda bila sepanjang langkah kehidupan ini, kita terus mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, sehingga iman percaya kita kepada Tuhan akan membuka mata hati kita untuk melihat serta memberi pengharapan, bahwa Dia Allah yang berkuasa yang sanggup melakukan segala perkara, yang membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi tidak ada yang mustahil bagiNya, dan Dia sanggup mengangkat bahkan menanggung apapun yang menjadi beban hidup kita.

Jadi sebagai orang percaya kita harus memandang kepada Tuhan supaya kita bisa melihat akan panggilan kita untuk berdiri menjadi saksi Kristus dan terus membritakan injil kebenaran Allah, dan tidak mempersoalkan apa yang dapat kita makan, minum dan pakai, serta apa yang bisa kita nikmati dalam hari-hari hidup kita.

Orang percaya yang mau terus memandang Tuhan, akan berkata seperti apa yang firman Tuhan katakan di dalam II Timotius 1:12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.


Sumber : renunganhariini.com

0 comments:

Posting Komentar

Recent Post

Layanan Doa

WhatsApp: Call Center : 0819 0707 9179

Event

Diberdayakan oleh Blogger.

Gallery

ada jawaban

VIDEO