Baca: Mazmur 50:1-23
"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai
korban, ia memuliakan Aku;"
Mazmur 50:23
Kita dapat
membedakan suatu barang dari barang lain adalah dari ciri yang dimiliki oleh
barang tersebut. Begitu juga kehidupan
orang percaya dapat dibedakan dari orang-orang di luar Tuhan. Menjadi orang yang berbeda dari dunia adalah
kehendak Tuhan bagi orang percaya.
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Salah satu perbedaan yang harus dimiliki
setiap anak Tuhan adalah hal mengucap syukur.
Firman Tuhan mengajar kita agar memiliki hati yang senantiasa bersyukur,
tidak peduli situasi dan kondisinya. Apa
pun keadaannya kita harus mampu menjadi orang yang senantiasa bersyukur. "Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu." (1
Tesalonika 5:18). Masalah,
sakit-penyakit, beban yang berat, krisis, penderitaan adalah hal-hal yang
acapkali menjadi penghalang bagi seseorang mengucap syukur. Dalam kondisi seperti ini orang memiliki
kecenderungan untuk bersedih, muram, stres, putus asa dan berurai air mata.
Sebagai orang percaya sesungguhnya kita
memiliki banyak alasan untuk selalu mengucap syukur. Bisa bernafas, memiliki tubuh yang sehat saja
sehingga bisa beraktivitas merupakan berkat yang tak ternilai harganya. Perwujudan hati yang melimpah dengan ucapan
syukur adalah senantiasa memuji-muji Tuhan.
Pemazmur menasihati, "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan
nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah
kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!"
(Mazmur 100:4). Memuji Tuhan
adalah ungkapan iman yang kita nyatakan melalui bibir lidah kita. Saat kita memuji Tuhan saat itu pula Iblis
pasti lari ketakutan sehingga ia tidak akan mengambil keuntungan dari
kita. Sebab itu puji-pujian paling
dibenci oleh Iblis. Itulah sebabnya Daud
menjadikan puji-pujian kepada Tuhan sebagai gaya hidupnya. "Tujuh
kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau," (Mazmur 119:164). Daud sangat percaya bahwa ada kuasa di balik
puji-pujian karena Tuhan bersemayam di atas pujian umatNya (baca Mazmur 22:4).
Selalu memuji - muji Tuhan adalah perwujudan hati
yang senantiasa bersyukur!
Sumber : Renungan Air Hidup
0 comments:
Posting Komentar