"Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah
yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian
bagi dosa-dosa kita." 1 Yohanes
4:10
Mungkin saat ini Saudara merasa sendiri karena tidak ada
orang lain yang mempedulikan dan memperhatikan.
Saat berada di situasi sulit justru teman-teman dekat mundur teratur dan
beranjak menjauh. Hari-hari Saudara pun
terasa hampa dan sepi. Jangan terus
larut dalam kepedihan dan merasa sendiri.
Tidak! Kita tidak pernah sendiri,
ada Yesus yang akan selalu menyertai, menemani dan memeluk kita. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b).
Mari kita
flashback sejenak. Di awal penciptaan
manusia kita melihat suatu hubungan yang sangat karib terjalin antara Allah
dengan manusia di taman Eden. Adam dan
Hawa menikmati persahabatan begitu mesra dengan Allah. Tidak ada ritual agama, tidak ada upacara,
yang ada hanyalah hubungan kasih yang begitu intim antara Allah dengan manusia
yang diciptakan-Nya. Tidak ada jarak
antara Allah dan manusia! Tetapi setelah
manusia jatuh dalam dosa, hubungan yang karib itu lenyap dan terputus. "...yang merupakan pemisah antara kamu
dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri
terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:2). Namun Yesus mengubah segala sesuatunya ketika
Dia membayar dosa-dosa kita di Kalvari.
"...tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah," (Matius 27:51).
Tabir Bait Suci
yang melambangkan pemisahan dari Allah telah robek dari atas ke bawah, artinya
jalan masuk kepada Allah kembali tersedia.
Kini setiap orang percaya bisa mendekati Allah dengan penuh
keberanian. "Di dalam Dia kita
beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh
iman kita kepada-Nya." (Efesus 3:12). Persahabatan dengan Allah dimungkinkan hanya
karena kasih karunia yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. "Dan semuanya ini dari Allah, yang
dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya..." (2 Korintus 5:18).
Inisiatif pemulihan hubungan itu datangnya dari Allah
sendiri melalui pengorbanan Yesus, yang oleh-Nya kita beroleh persekutuan karib
seperti sediakala.


0 comments:
Posting Komentar