Bersyukur dalam segala hal? sepertinya hanya bisa diucapkan
namun sulit untuk dilakukan. Banyak orang bisa bersyukur pada saat mengalami
sukacita. Pada saat lulus ujian, naik pangkat, naik gaji banyak orang
mengucapkan syukur bahkan ada yang membuat acara syukuran secara khusus.
Bagaimana dengan hal yang tidak enak atau hal yang dukacita, apakah masih bisa
bersyukur? mungkin orang akan menilai kita aneh bahkan mungkin kita akan dinilai
sedikit miring.
Dalam kehidupan kita, kita harus siap menerima segala
keaadaan yang kita alami. Jangan biarkan keadaan kita membuat iman kita jatuh.
Tuhan menginginkan kita
untuk tidak sama dengan orang dunia. Itulah sebabnya orang yang benar-benar hidup dalam Tuhan
akan dinilai aneh oleh orang dunia. Karena anak-anak Tuhan tidak melakukan hal
yang lazim dilakukan oleh orang dunia.
Suatu ketika Ayub mengalami pencobaan yang berat.
Anak-anaknya semua meninggal, hartanya habis, teman-temannya tidak peduli lagi.
Yang paling menyedihkan istri tercintanya mengutuki dia, meninggalkan dia dan
mengajak ayub untuk mengutuki Tuhannya. Namun satu hal yang dikatakan ayub,
Ayub 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan
gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima
yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa ayub tidak bersungut-sungut
ketika keadaan yang tidak baik menimpa hidupnya, ayub menerima baik yang baik
maupun yang buruk menimpa hidupnya, artinya apapun keadaannya, Ayub tetap
bersyukur kepada Tuhan.
1 Tes 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
Firman ini mengajarkan kepada kita :
- Untuk senantiasa bersyukur
- Untuk senantiasa menerima segala keadaa hidup kita.
Mengucap syukur dalam segala hal adalah wujut dari kepasrahan
kita pada kehendak Tuhan.
Mengucap syukur mengandung arti yang sama dengan “Biarlah kehendakMu yang jadi dan bukan
kehendakku”.
Yang selalu membuat kita tidak bersyukur adalah kekuatiran
kita. Kekuatiran membuat kita tidak tenang, tidak enak, dan TIDAK ADA SUKA CITA.
Matius 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput
duri? Anggur adalah lambang dari sukacita,
semak duri adalah lambang dari hidup yang penuh kekuatiran, jadi ayat ini menunjukkan
bahwa didalam kekhawatiran tidak akan ada sukacita.
“Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi
4:6)
Sumber :
renungankristen.org


0 comments:
Posting Komentar