Sebab itu terimalah satu sama
lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
(Roma 15:7)
Ketika masih kecil, saya pernah
bertengkar dengan adik. Hingga beberapa hari kami tidak bertegur sapa. Saya
lupa persisnya penyebab pertengkaran itu. Namun, saya tidak dapat lupa nasihat
Ibu, “Apa pun kesalahannya, ia adalah adikmu. Suka atau tidak suka, ia tetap
adikmu. Tidak ada yang dapat mengubah itu. Mau sampai kapan kamu bertengkar?”
Ibu selalu mengajarkan kepada kami untuk dapat menerima saudara kami. Kami
harus saling mengam-puni dan mengasihi karena kami adalah saudara dan tidak ada
yang dapat mengubah hal itu.
Kita juga satu keluarga di dalam
Kristus. Kita tidak pernah dapat memilih siapa yang menjadi keluarga kita.
Keluarga adalah anugerah yang Tuhan berikan. Paulus pun menasihati jemaat di
Roma agar dapat menerima satu sama lain sebagaimana Kristus telah menerima kita
dengan semua kelemahan kita. Kita harus meneladani Kristus. Kita yang kuat harus
menanggung mereka yang lemah dan tidak mencari kesenangan diri sendiri.
Dalam berhubungan dengan saudara
seiman, kita juga sering menemui masalah karena perbedaan kepribadian,
kesalahpahaman, perbedaan pendapat, dll. Ketika hal itu terjadi, ingatlah bahwa
bagaimanapun juga mereka adalah saudara kita dalam keluarga Allah. Janganlah
menjauhi atau mengucilkan mereka. Sebaliknya, kita harus menerima, mengampuni,
dan mengasihi mereka sama seperti Kristus telah menebus kita, orang berdosa.
Ketika kita saling mengasihi, dunia akan melihat bahwa kita adalah anak-anak
Allah. Nama-Nya dipermuliakan.—VT
KRISTUS MENGINGINKAN AGAR KITA
SEBAGAI SATU KELUARGA
SALING MENERIMA, MENGAMPUNI, DAN
MENGASIHI DI DALAM KASIH-NYA
Sumber : Renungan Harian
0 comments:
Posting Komentar