Senin, 19 Januari 2015

 11.09.00      No comments


"Ahok percaya bahwa panduan atau pemahaman yang dia dapat berbeda antara dia yang baca Alkitab dan bekerja didalam pemerintahan, dengan yang hanya baca Alkitab saja” 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, menjadi salah satu pembicara dalam seminar politik tentang "Christian Public Witness and The Role of Government", di Gereja Reform Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu lalu (17/1).

Acara yang digelar oleh Reformed Center for Religion and Society itu, mengangkat tema "Peran dan Kesaksian Kekristenan dalam Pemerintahan Masyarakat Majemuk", dan turut mengundang sejumlah pembicara lainnya, seperti Prof James W Skillen, Pdt Dr Stephen Tong dan dimoderatori oleh pendeta Benyamin F Intan.

Dalam sesi yang dimilikinya sebagai pembicara kedua, pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan bagaimana kedekatan dirinya dengan Alkitab dan hubungannya dengan apa yang Tuhan telah aturkan didalamnya.

Ahok mengakui bahwa dengan menjaga keintiman dengan Tuhan melalui Alkitab, itulah modal yang bisa dia jadikan penuntun dalam menjalani pekerjaannya sebagai pejabat pemerintahan dan demi memenuhi tingkat kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya di DKI Jakarta.

"Kalau saya baca Alkitab, 1 Alkitab itu dalam 6 tahun harus ganti. Karena selama 6 tahun itu saya coret-coret buat bikin penanda ayat, bikin catatan di sana-sini. Nah saat ini saya membaca alkitab yang new review translations (Alkitab Terjemahan Baru). Saya enggak mau bedebat bagaimana teologinya, atau apakah translasinya lebih baik mana, tapi saya percaya bahwa rima-nya beda antara saya yang baca alkitab dan bekerja di dalam pemerintahan, dengan yang hanya baca alkitab saja," kata Ahok di Gereja Reform Kemayoran, Sabtu (17/1).

"Di situ saya dapat gambaran, begitu sistematik-nya Tuhan membantu kita yang bekerja dengan-Nya, dan membangun dunia dalam persepsi-Nya. Bahkan termasuk bagaimana kita membangun opini di dalam dunia politik," katanya menambahkan.

Dalam kesempatan tersebut, Ahok juga berbagi sejumlah pengalaman kerohaniannya. Salah satunya adalah mengenai bagaimana masa mudanya diisi dengan membaca Alkitab, dan belajar langsung dari para pendeta untuk memverifikasi apakah yang ia pelajari itu sudah benar.

Ahok juga meyakinkan kepada para peserta seminar, bahwa kedekatan seorang umat dengan Alkitab, secara otomatis akan membuat Tuhan selalu bersamanya dan membantu setiap permasalahannya dalam usaha-usaha memperbaiki masyarakat dan lingkungannya.

"Saya pernah ke Singapura, dan saat itu saya menemukan buku tentang bimbingan Bible dalam kehidupan sehari-hari yang bagus. Saat saya baca, saya makin menyadari bahwa setiap hari itu firman Tuhan bisa menjadi rima (panduan) yang membimbing kita dalam menjalani pekerjaan apapun yang kita jalani, jika kita juga bisa mendekatkan ke-intiman diri kita bersama Tuhan melalui Alkitab itu sendiri," kata Ahok.

Beliau mengatakan "Saya juga punya pengalaman zaman saya masih muda, saat masih suka ikut acara retreat di Puncak. Saat itu temen-temen saya kalau disuruh jemput pendeta yang mau jadi pembicara, itu susahnya bukan main, males semua. Lihat enggak ada yang mau, saya tunjuk tangan deh. Nah, sepanjang jalan ke puncak kan macet tuh, selama itu lah saya tanya semua yang pernah saya pelajari dari Alkitab ke pendeta itu. Pokoknya kalau tuh pendeta udah ngangguk, oh berarti pengalaman saya bersama Tuhan saat baca Alkitab itu beneran saya dapat dibimbingan-Nya," kata Ahok, dan dia disambut riuh tepuk tangan peserta seminar.


Sumber : Merdeka.Com
 

0 comments:

Posting Komentar

Recent Post

Layanan Doa

WhatsApp: Call Center : 0819 0707 9179

Event

Diberdayakan oleh Blogger.

Gallery

ada jawaban

VIDEO